Minggu, 30 Desember 2012

Candu Mematikan di Republik Facebook?


Oleh 
Imam Suhairi

Dari judul diatas memang mengerikan kalau kita artikan sebagai aktivitas fisik. Facebook yang merupakan jejaring sosial yang paling diminati penduduk bumi dari kalangan manapun. Keberadaan facebook tidak hanya ada jejaring sosial yang sifatnya hiburan, tetapi juga telah digunakan sebagai media promosi bagi produsen. Intinya facebook telah menyajikan performa bagi para penggunannya untuk berbetah-betah.

Bagi banyak orang mungkin sama seperti saya yang telah terjangkiti penyakit demam facebook; jadi tidak membuka facebook satu hari sebagai suatu yang sangat tidak enak. Facebook telah membuat kecanduan penggunanya. Candu facebook telah ikut menjadi penyebab kematian aktivitas lain penggunanya yang lebih mengandung kreatif. Para pengguna facebook berlama-lama berinteraksi dengan teman-teman dalam facebooknya mulai dari hal yang serius sampai hal yang sama sekali basa-basi tiada makna.

Bayangkan, para penggunanya ada yang sekedar main-main tidak serius, karena memang mempunyai prinsip tidak boleh "serius" di facebook yang maya ini. Ada pula yang setengah serius, dan bahkan menggunakan facebook yang gratis sebagai media promosi dirinya dan mungkin perusahaannya bagi publik di facebook.
Kalaulah boleh saya setengah serius, Republik Facebook akan terus menjadi media jejaring sosial primadona bagi semua kalangan. Mereka akan kena candu mematikan di Repulik Facebook? jawabannya pada diri-sendiri! Selamat Tahun Baru Masehi 2013................

ZIARAH WALI MADURA DI AKHIR TAHUN

Menandai liburan dan sekaligus akhir tahun, saya tiap liburan memang selalu memprogramkan untuk ziarah wali. Program ini memang kelihatannya aneh, tetapi hal ini sangat menghibur bagi diri saya, dibandingkan dengan kegiatan lain. Mengapa? karena setiap kali saya ziarah dan mendekat pada makam wali, dada ini minimal lapang dan tenang. Barangkali hobi seseorang memang beda, termasuk saya ini yang kelihatannya aneh bagi keluarga maupun lingkungan tinggal saya.

Pada akhir tahun lalu, setelah acara wisuda pascasarjana saya di Surabaya, saya niatkan untuk ziarah ke makam Gus Dur, kemudian Sunan Ampel, dan Syaikh Cholil Bangkalan. Waktu semalam saya gunakan untuk ziarah ke tiga tempat yang jaraknya lumayan jauh. Sampai di Jombang tepat magrib. Sambil menuggu saat Isya' tiba saya gunakan untuk santai di Masjid Tebuireng, tempat jenazah Gus Dur disalatkan terakhir kalinya sebelum dimakamkan. Jam 20.00 malam kompleks makam baru dibuka untuk peziarah. Setelah ziarah, saya bersama keluarga melanjutkan perjalanan kembali ke Surabaya, menuju Pasarean Sunan Ampel. Sekitar jam 01.00 dini hari tiba di kompleks Sunan Ampel. Meskipun saya memaklumi, sebagian besar anggota keluarga saya dan termasuk teman yang mengemudikan mobil sudah teler dan tidak kuat karena kecapekan. Meskipun demikian, saya tetap bersemangat untuk melanjutkan perjalanan, yakni ke kompleks pasarean KH. Moh.Kholil Bangkalan. Tepat jam 3.00 dini hari kami tiba di Kompleks pemakaman Syaikh Kholil yang dengan segala kemegahan Masjid yang baru dibangun membuat betah para peziarah. Kami hanya sekitar 30 menit di Makam Syaikh Kholil, lalu melanjutkan perjalanan pulang. 

Akhir tahun 2012 ini, kebetulan si kecil memasuki masa turun tanah (toron tana). Kami memang sebelumnya merencanakan toron tana si kecil dengan ziarah ke makam KH.Kholil Bangkalan. Jumat legi pagi, kami berangkat sekeluarga. Saya merencanakan untuk ziarah dulu ke makam Syaikh Syamsudin (Buju' Lathong) Batu Ampar Pamekasan. Sebelumnya saya rencanakan tidak terlalu lama di Batu Ampar, agar tidak malam sampai kembali di rumah. Namun, apa daya, setelah 30 menit zikir dan doa di makam Syaikh Syamsudin dan lainnya, mobil yang kami tumpangi terjebak di tempat parkir. Akhirnya salat Jumat di Masjid Batua Ampar dekat kompeks pemakaman Syaikh Syamsudin.
                                     Dalam kompleks pemakaman Buju' Lathong Batu Ampar-Pamekasan
Makam Syaikh Syamsudin (Buju' Latthong) 

Berziarah ke makam Batu Ampar sangat lain, saya merasa betah dan seolah mendapat pancaran cahaya dari banyak tempat. Hal ini maghfum, karena di kompleks pemakaman ini banyak Wali Allah senasab yang dikebumikan di kompleks makam Batu Ampar ini.

Syaikhuna Cholil Demangan-Bangkalan
Sekitar pukul 15.30 kami sampai di Kompleks pemakaman KH. Kholil. Setelah rehat sejenak, kami menuju kamar mandi. Makam KH.Kholil yang tepat ada di depan Masjid Syaikhuna Kholil yang dibangun sangat megah dan artistik tersebut...
 
                               Di depan Masjid Kompleks Pemakaman Syaih Cholil Bangkalan-Madura
Tepat jam 16. 30 kami meninggalkan kompleks makam menuju Surabaya. semoga kesempatan lain dapat saya programkan ke sunan giri, dan lainya. Insya Allah.



Kamis, 27 Desember 2012

Koruptor Lupa Zikir (Memulai Gerakan Antikorupsi dari Hati)

Oleh
Imam Suhairi,M.Pd

Wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto dalam acara talk show di sebuah telivisi swasta mengatakan untuk melakukan pencegahan korupsi harus dimulai dari kehidupan keluarga. Ia mencontohkan salah satu kehidupannya yang berusaha untuk tidak korup dalam hal sekecil apapun. Pada saat pergi ke kantor sambil mengantar anaknya ke sekolah misalnya, Pak Bambang pasti menyetir sendiri mobilnya dari rumah ke sekolah anaknya. Sesampai di sekolah anaknya, sopir  Pak Bambang yang digaji negara itu ganti nyetir ke kantor KPK, hal ini dilakukan untuk menghindari penggunaan fasilitas negara (berupa sopir KPK) untuk kepentingan keluarga. Hal lain yang bisa dilakukan adalah, semua sumber keuangan termasuk gaji dari negara sejatinya masuk ke rekening istri. Karena kalau ada pendapatan lebih, nanti istri akan tanya, dari mana ini? artinya keluarga bisa saling mengontrol untuk tidak melakukan korupsi.

Apa yang dilakukan Pak Bambang saya kira cukup baik, sebagai contoh bagi pejabat publik apalagi penegak hukum. Hal ini dikarenakan selama ini pejabat publik kadang tampil di masyarakat justru bangga kalau dirinya bisa menggunakan fasilitas negara kemana-mana. Kebanyakan lupa bahwa ia dititipkan barang atau jasa yang sebenarnya adalah inventaris kantor untuk kepentingan dinas, bukan pribadi atau golongan. 

Penyakit lupa ini telah mengkronis dalam benak dan perilaku pejabat publik di negeri ini. Lupa akan tugas aslinya sebagai pelayan publik, lupa akan kepemilikan negara, lupa untuk tidak korupsi di setiap kesempatan. Yang lebih parah muaranya adalah lupa akan kondisi kemanusiaannya sebagai makhluk Tuhan. 

Tolak Korupsi dari Hati
Kalau kita cermati berbagai cara telah dilakukan berbagai kalangan untuk mencegah secara dini mental dan perilaku korupsi, mulai dari gerakan antikorupsi yang dilakukan berjamaah antar ormas semacam NU dan Muhammadiyah sampai pada pelaksanaan pendidikan antikorupsi di sekolah-sekolah bagi siswa. Meskipun demikian bolehlah dikatakan, korupsi tetap menggurita dan menjadi bagian terbesar dari penyelenggaraan pemerintahan dan kemasyarakatan di negeri ini. Artinya korupsi tidak hanya dilakukan oleh kalangan penguasa yang punya policy dan memutar anggaran, tetapi juga kesepakatan korup juga justru datang dari kalangan masyarakat sendiri. Mereka yang selama ini teriak-teriak antikorupsi justru memperlebar praktik korupsi.

Memahami akar masalah saya kira lebih penting daripada sekedar teriak-teriak antikorupsi atau membuat kebijakan antikorupsi yang diproyekkan, dan sangat lucu apabila proyek gerakan antikorupsi itu malah jadi lahan untuk dikorupsi. Akar masalah maksud saya adalah mencari sebab mengapa seseorang itu cenderung berperilaku korup dalam situasi apapun. Artinya, orang korupsi bukan hanya karena ada kesempatan misalnya saat ia berkuasa, pelaksana suatu kegiatan, atau punya link pada kekuasaan untuk bersama-sama korupsi, juga yang paling dominan adalah kondisi kepribadiannya yang goyang dikarenakan dua hal : Pertama; ketidaktahuan tentang beberapa hal, bahwa tindakannya termasuk korupsi. Kedua, karena dirinya tidak bisa lagi kemauan nafsu korup yang sering menggoda aktivitas hidupnya.

Untuk kasus yang pertama, lebih ringan daripada yang ke dua. Pada kasus ke dua bukan ia tidak paham bahwa dirinya telah melakukan korupsi, tetapi memang ia lakukan karena ada kesempatan untuk itu. Kesempatan korup kadang memang diciptakan oleh pihak lain yang juga ingin dapat keuntungan, selain sistem program kegiatan proyek di negeri ini membuka peluang bagi pelaksananya untuk di korup.

Kondisi diri kita atau lebih tepatnya adalah hati tidak akan bisa dipolarisasi oleh situasi di luar atau pikiran hasil kerja otak sekalipun. Hati selalu jujur pada dirinya, nafsu yang bersinergi dengan otaklah yang selalu memengaruhi hati untuk ikut dengannya, menuruti kemauannya. Istilah seperti ini bisa kita sebut dengan hilangnya hati nurani. Hilang tertutupi kabut diri lainnya, yakni nafsu ammaroh dan lawwamah (nafsu yang selalu mengajak pada kejelakan dan anti Tuhan).

Maka tepat apabila kita selalu diperintah untuk JIHADUL AKBAR (perang besar) yakni perang melawan kedirian kita yang jelek dan koruptif itu. Tidak ada yang dapat memenangkan peperangan kecuali Tuhan yang telah menciptakan diri dan kedirian. Mengisi diri dengan Tuhan adalah metode terpercaya dan tepat untuk kepentingan hidup ini.

Mengisi diri dengan Tuhan adalah dengan jalan zikir terus kepada Allah dalam kondisi apapun. Zikir menjadi senjata ampuh untuk melawan apapun yang jelek dari dalam diri dan luar diri. Dengan zikir, manusia akan cinta Tuhan. Dengan zikir, manusia akan dapat memosisikan dirinya sebagai makhluk yang bajik dan bijak di hadapan Tuhan. Dengan zikir, Tuhan akan hadir bersama kehidupannya. Zikir akan mengontrol diri dan kediriannya setiap saat. Dengan zikir akan dicapai derajat insan kamil seperti yang dicitakan oleh Tuhan.

Melakukan zikir tidak serta merta berzikir, tetapi butuh pemandu dan pengarah agar zikir kita bermanfaat. Pengarah adalah manusia pilihan yang bisa membimbing zikir manusia lainnya untuk menuju Hadirat Tuhan. Membimbing manusia lainnya untuk selalu dalam kondisi zikir, tidak lupa. Maka berupaya dengan sungguh untuk ini adalah suatu keharusan bagi diri.

Memulai masyarakat dengan zikir adalah metode terbaik untuk melakukan pencegahan dini penyakit korupsi di negeri ini. Diri-diri yang selalu zikir akan malu kepada Tuhan untuk korup, dikarenakan kehadiran Tuhan setiap saat pada dirinya. Hati hati akan bersih dan mencerahkan pada lingkungannya. Hati hati yang selalu rido dan diridoi Tuhan. Inikah konsep Baldatun Toyyibatun Warobbun Gafur itu...>


Senin, 24 Desember 2012

Nonton Bola Kini : Nonton Aksi Pemain dan Suporter

Oleh
Imam Suhairi (Bola Mania Madura)


Madura jago..., Madura jago..., Maaaaduuraa jagoo... itulah kata-kata yang selalu terucap oleh barisan suporter fanatik tim kebanggaan Madura di Stadion A Yani Sumenep dan Gelora Bangkalan saat laga sepak bola Persepam Pamekasan, yang belakangan ditambahi Persepam Madura United. Dukungan suporter Madura ini sangat beralasan karena Persepam Madura United (selanjutnya disingkat P-MU) sukses mengarungi belantika kompetisi kasta sepak bola profesional di negeri ini (divisi utama dan sekarang di kancah LSI).

Kehadiran P-MU dalam kompetisi liga profesional Indonesia mengangkat sepak bola Madura di tingkat nasional. Masyarakat Madura sebelumnya menjadi penonton tim lain bertanding, kini tidak mimpi lagi menyaksikan timnya sendiri berlaga dengan tim-tim elit nasional. Kondisi inilah yang membangkitkan atmosfer dukungan yang besar dari masyarakat Madura untuk mendukung tim sepak bola kebanggaannya.

Saya termasuk orang yang selalu menanti dan mendukung P-MU apabila bertanding. Kegiatan lain harus saya sita untuk menonton setiap kali pertandingan P-MU baik LIVE di televisi maupun langsung di stadion. Saya memang baru menonton di stadion A Yani Sumenep, belum pernah ke Gelora Bangkalan.

Ada nilai tersendiri ketika menyaksikan pertandingan kelas profesional. Aksi pemain yang bermutu yang selama ini hanya saya lihat di televisi atau aksi suporter yang selalu menabuh drum dan nyanyian-nyanyian dukungan pada tim. Ini bagi saya, kemajuan sepak bola Madura yang sebelumnya tidak pernah bermimpi. Saya hanya berharap tim -tim lain di Madura (semacam Persssu Sumenep dan Persesa Sampang) bersemangat untuk mengurus sepak bolanya dengan benar dan baik.BRAVO MADURA!

Kamis, 20 Desember 2012

LALAT : MANFAATNYA BAGI KEHIDUPAN



Tidak ada kehidupan yang tercipta sia-sia. lemah ini sering kali dituding oleh sebagian dari mereka sebagia serangga pembawa sial, kuman penyakit, dan hewan yang cukup mengganggu. Akan tetapi pernahkah mereka memikirkan penciptaannya…….???

Syekh Mutawallii as-Sya’raawii dengan singkat mengatakan……:
“sebagian manusia bertanya : “apa penciptaan lalat dimuka bumi ini…..??” meraka tidak tahu bahwa lalat senanatiasa memberikan layanan jasa yang sangat bermanfaat, dia memakan kotoran dan kuman penyakit yang melengket ditubuhnya, dan seandainya manusia memproteksi diri dengan kebersihan, pasti lalat tidak mengerumuni mereka.”

Bediuzzaman Said Nursi mengatakan……:
“Sesungguhnya lalat sangat memperhatikan kebersihan, dia senantiasa membersihkan muka, mata dan sayapnya, seperti orang berwudhu. Oleh karena itu, tanpa ragu makhluk ini mempunyai tugas penting dan mulia, tetapi kaca mata dan ilmu manusia tidak mampu menangkap semua fungsi yang sedang dilaksanakannya. Lalat telah diformat khusus untuk membasmi kuman penyakit yang tidak dilihat oleh kasat mata. Dia bukan pembawa kuman, melainkan dia penghancur berbagai yang berbahaya dengan memakan dan mandaur ulang materi beracun ini menjadi materi lain, sengga dengan sendirinya penyakit-penyakit pun tidak tersebar dalam skala besar dan menakutkan. Bukti nyata bahwa mereka makhlukpetugas kebersihan, pembasmi bahan-bahan kimia yang mengancam, dan keberadaanya penuh dengan hikmah, adalah jumlahnya yang tidak terhitung dimusim panas. Bukankah materi yang bermanfaat itu selalu diperbanyak kopiannya….???”

Sabdah Nabi SAW yang artinya…….:
Dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah bersabda: “Apabila lalat jatuh di bejana salah satu diantara kalian maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap lainnya terdapat obat penawarnya”. Kebenaran medis Nabi SAW tersebut, telah dibuktikan oleh kedokteran kuno dan modern.

1. Medis kuno
Imam Ibn Qutaiba berkata…:
“Ahli medis kuno menganggap bahwa lalat yang diaduk dengan sebuk antimon dapat menjadi ramuan yang ampuh mempertajam penglihatan dan mempertebal bulu-bulu mata.”

2. Medis modern
Karena tabiat lalat yang tercipta dai lingkungan kotor, maka sebagian kotoran tersebut menlengket ditubuhnya,dan sebagian lain dimakan, yang kemudian menjadi materi beracun yang lebih dikenal dengan antibakteri. Zat beracun tidak bertahan hidup, atau punya pengaruh terhadap kekebalan tubuh selama antibakteri ini berada didalam tubuh lalat. Oleh karena itu, jika seekor lalar membawa kuman penyakit jatuh dumakanan dan minuman, maka pemusnah kuman yang paling ampuh antibakteri yang tersimpan dirongga dalam lalat itu sendiri yang dekat disalah satu sayapnya.

Jadi, hadits Rasul SAW telah terbukti kebenarannya oleh medis kuno dan medis modern. Tidak ada celah bagi mereka yang menuding terks-teks Islam sebagai teks agama yang tidak riil dan relevan dengan dunia nyata. Ini mengindikasikan Kebesaran dan keAgungan Sang Penguasa, yang ciptaan-ciptaan-Nya dapat menjadi guru tersendiri bagi mereka yang ingin menangjap bisikan-bisikan hakikat penciptaan dan kehidupan.

Lalat ini, diabadikan sebagai bahan celaan Al-Qur’an terhadap orang-prang musyrik. Allah SWT berfirman…..:
“Sesingguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakaannya. Daan jika lalat itu merampas sesuatu dari mareka , tiadalah dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” (QS. Al-Hajj : 73).

Jadi, lalat merupakan makhluk yang lemah tapi tidak sombong, dengan kelemahan dia menjadi kuat, makhluk yang melukiskan keagungan penciptaan yang terhingga, petugas kebersihan hariat umat manusia yang tidak disadari. Mereka tidak pernah meminta gaji, yang mereka inginkanhanyalah kesadaran manusia untuk menjadikan merekaobjik telaah imaniah yang menyuguhkan aneka ragam kehidapan dan ketuhanan. Dia tidak meski dari tempat kotor,tidak membawa kuman kecuali obatnya telah siap, dan dia senantiasa menyeru manusia untuk menjaga kebersihan. (DICOPAS DARI BERBAGAI SUMBER)

Minggu, 16 Desember 2012

Hakikat "Allahu Ad-Dzhairu wa Bathinu"



kenapa masih ada yang menyebut Alloh itu maha gaib?

Bagaimana mungkin sesuatu dapat mendidingi Allah,
padahal Dia-lah yang mendhahirkan sesuatu
Bagaimana mungkin sesuatu dapat mendidingi Allah,
padahal Dia-lah yang tampak pada segala sesuatu
Bagaimana mungkin Allah dapat didindingi oleh sesuatu,
padahal Dia lebih nyata dari segala sesuatu
Bagaimana mungkin sesuatu dapat mendidingi Allah,
padahal kalau tidak ada Dia, tidak ada sesuatu
Bagaimana mungkin sesuatu dapat mendidingi Allah,
padahal Dia Maha Nyata sebelum segala sesuatu
(Al-Hikam)

Kata-kata diatas saya rangkum dari Al-Hikam, saya mengambil kata-kata yang menunjukkan bahwa Allah itu benar-benar nyata, tanpa terselubung oleh apapun kecuali oleh nafsu dan disesatkan oleh akal pikiran kita sendiri. Dalam Asmaul Husna salah satu nama Allah adalah AD-DZAHIR artinya Maha Nyata. Silahkan artinya sendiri menurut keinginan masing-masing kita. Kalau anda mengartikan makna Maha Nyata itu bahwa Allah telah menciptakan alam beserta isinya, dengan adanya alam ini menunjukkan Maha Nyata nya Tuhan maka sampai disitulah pemahaman anda.

Beberapa tulisan di sini telah pernah membahas tentang apakah Allah bisa dilihat antara lain bisa di baca Bisakah Melihat Allah beserta dalil-dalilnya dan disini saya tidak lagi mengajak kita semua untuk terus berdebat tentang bisa tidaknya Allah dilihat. Saya menganggap orang yang membaca tulisan ini sudah selesai dengan dalil-dalil berserta tafsirannya, sudah selesai dengan debat yang tidak berujung pada akhirnya akan semakin membingungkan diri sendiri. Saya menganggap anda adalah orang yang telah dibimbing oleh seorang Guru Mursyid, dengan demikian pertanyaannya bukan lagi apakah Allah bisa dilihat di dunia ini akan tetapi pertanyaannya menjadi kapan saya bisa melihat Allah? Lalu jalan apa yang saya tempuh agar Allah bisa memperlihatkan diri-Nya kepada saya?.

Pertanyaan itu jauh lebih bermanfaat daripada anda terus menerus tidak mengakui bahwa Allah itu tidak bisa dijangkau oleh apapun, tidak bisa dilihat sama sekali dikarenakan Dia Maha segala-galanya. Disinilah letak kekeliruan besar yang selama ini tidak kita sadari. Kita menempatkan Tuhan itu disebuah menara yang tidak bisa dijangkau oleh apapun, Hampir seluruh agama menempat Tuhan di langit seagai tempat tertinggi karena tidak ada tempat yang lebh tinggi di dunia ini selain dari langit. Kemahakuasaan Dia kita wujudkan dalam bentuk sulit dijumpai, semakin sulit kita jumpai akan semakin nampak bahwa Dia Maha segala-galanya. Kalau kita menempatkan Dia sebagai sesuatu yang Maha segalanya, jangan kita lupa bahwa Dia juga Maha Nyata, lebih nyata dari apapun. Dengan demikian maka kita semua diberi kesempatan untuk melihat Zat Yang Maha Nyata, sebagai bagian dari karunia-Nya.

“Aku adalah perbendaharaan yang tersembunyi, Aku ingin dikenal, maka aku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku”. Tuhan menciptakan makhluk supaya mengenal Dia dengan sebenar-benar kenal, berhubungan dengan mesra, terus menerus berdialog dengan Tuhan agar kita terus terbimbing kejalan-Nya

Tahlil Syaikhona Kholil Bangkalan


Suatu hari, KH Kholil Bangkalan diminta untuk memimpin tahlil di kediaman seorang warga. Sampai di rumah shohibul hajat, kiai Kholil memimpin jalannya acara. Tetapi ada yang ganjil, setelah salam beliau hanya membacakan kalimat thoyibah “La ilaha illallah” sekali saja. Lantas salam dan pulang. Padahal oleh pemilik rumah beliau diberi berkat dengan ukuran kardus yang cukup besar.

Melihat kejadian itu istri pemilik rumah marah-marah kepada suaminya. Jika pemberian berkat untuk kiai Kholil dengan bacaan tahlil tidak sebanding. Akhirnya si istri meminta suaminya untuk mendatangi kediaman beliau. Sampai di rumah kiai kemudian lelaki tersebut menjelaskan maksud kedatangannya.

Lelaki: “Kiai, kehadiran saya kesini atas permintaan istri saya. Dia merasa ganjil dengan tahlil yang kiai pimpin tadi.”

Kiai: “Pantas saja sampai rumah ketika berkat mau dibuka oleh istri, saya melarangnya. Akhirnya saya pun menaruhnya di atas almari.”

Untuk menjelaskan keganjilan itu, kiai mengambil timbangan, selembar kertas bertuliskan kalimat thoyibah dan berkat. Subhanallah, setelah ditimbang, ternyata berat menuju selembar kertas yang bertuliskan kalimat thoyibah.

Kiai: “Makanya, saya hanya membacakan satu kalimat tahlil saja. Karena bacaan itu sudah cukup untuk bingkisan ahli kuburmu. Beratnya pun melebihi berkat yang anda berikan kepadaku.” (Dari NU Online-Syaiful Mustaqim)

Senin, 08 Oktober 2012

SYIIR TANPA WATHON GUS DUR

Gus Dur Menambahkan Dua Bait

Setiap menjelang salat lima waktu, masjid-masjid di sebagian besar di Jawa Timur, beberapa bulan ini selalu mengumandangkan syi-ir dalam bahasa Jawa. Suara berat dan lembutnya orang yakin betul jika pemiliknya adalah KH Abdurrahman Wahid Gus Dur).

Syi-ir yang terlihat sederhana itu maknanya sangat dalam sekali. Lebih dari itu, dengan suara yang khas, jika diresapi, maknanya sangat menyentuh hati. Jika diikuti dari awal hingga akhir syi-ir semua lapisan masyarakat, tak peduli pangkat ataupun derajatanya, tinggi maupun rendah status sosialnya, beriman atau abangan akan tersindir dengan syi-iran itu.

Simak saja kutipan syi-iran berikut ini:

Akeh kang apal Qur’an Haditse
Seneng ngafirke marang liyane ….
Kafire dewe dak digatekke ….
Yen isih kotor ati akale 2X ….
(Banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya
senang mengkafirkan pada orang lain
kafirnya sendiri tak dihiraukan
jika masih kotor hati dan akalnya)

Atau ketika menyinggung banyaknya orang yang tergiur kemewahan dunia yang disindir sebagai berikut:
Gampang kabujuk nafsu angkoro
Ing pepaese gebyare ndunyo
Iri lan meri sugihe tonggo
Mulo atine peteng lan nisto
(gampang terbujuk nafsu angkara
dalam hiasan gemerlapnya dunia
iri dan dengki kekayaan tetangga
maka hatinya gelap dan nista)

Semakin hari syi-iran ini semakin menyebar saja. Entah itu berupa ringtone, atau diputar di musala-musala atau masjid, dalam jam-jam tertentu. ‘Nyanyian’ tanpa iringan musik begitu syahdu ini, akhirnya menyisakan polemik. Sebab, sebagian kalangan mengatakan bahwa, alunan suara itu milik Muhammad Nizam As-Sofa, pemangku Pondok Pesantren Ahlus Shofa wal Wafa, Wonoayu, Sidoarjo.

Syi’ir berjudul ‘Tanpo Wathon’ ini, menjadi buruan Gusdurians (sebutan pengidola Gus Dur). Di situs Youtube, yang diunggah berbagai versi, telah dikunjungi puluhan ribu. Sedangkan di situs 4shared, syiir ini diunduh lebih dari 10 ribu. Belum lagi, transfer antar ponsel via bluetooth. Sebagian besar meyakini bahwa suara yang melantunkan syi’ir itu, adalah suara Gus Dur, dan dikabarkan, sekitar 2 bulan sebelum sang Bapak Pluralis ini wafat.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj, yang dikenal sangat dekat dengan Gus Dur menegaskan bahwa syiir Tanpo Wathon bukanlah ciptaan Gus Dur. “Gus Dur hanya menyumbang dua bait istighfar pada Syi’ir Tanpo Wathon. Yaitu: Astagfirullah robbal baroya... Astagfirulloh minal khootooya... Robbi zidni 'ilmannaafii'a ......Wawaffikni 'amalansoliha... Yarosulalloh salammun'alaik... Yaarofi'asaaniwaddaaroji... 'atfatayaji rotall 'aalami... Yauhailaljuu diwaalkaromi... Hanya dua bait inilah yang disumbang oleh almarhum,” ujar Kang Said, panggilan akrab  Said Aqil Siradj

Kang Said lebih cenderung kepada sosok Gus Nizam - Muhammad Nizam As Sofa - Pengasuh Ponpes Ahlus Shofa wal Wafa, Wonoayu - Sidoarjo. Dan sudah ada sejak 2004 yang dikumandangkan tiap selesai kajian Jami'ul Ushul dan Alfathur Rabbani setiap malam Kamis.“Kalau bait yang lainnya memang karya Gus Nizam. Saya sendiri tidak tahu kapan persisnya Syi’ir ini dibuat dan dikumandangkan. Namun yang pasti Syi’ir ini sudah ada kira-kira tahun 2004, bukan dibuat Gus Dur dua bulan sebelum meninggal,” imbuh Kang Said.

Syi’ir ini sangat ngetop ketika selalu diputar dalam Muktamar GP Ansor XIV, di Surabaya, Januari 2011 lalu. Kang Said mengaku sangat senang, karena syiir ini bukan tenggelam begitu saja, malah kian meluas. Kini, masjid atau musala rutin memutar syiir ini, di waktu menjelang salat.“Alhamdulillah sekali. Karena kalau kita dengarkan lalu direnungkan ada makna yang begitu mendalam dalam Syi’ir Tanpo Kathon. Syi’ir ini memberikan pembelajaran dalam hidup, agar kita jangan terlena oleh gemerlapnya dunia, tapi juga harus mempertebal iman dan tanpa merendahkan orang lain agar kelak tidak tersesat di akhirat,” ular Kang Said.

Tetapi, dalam polemik yang terjadi di Internet, disebut bahwa syiir ini dilantunkan Gus Dur saat masih berusia muda. Bahkan, ada orang yang dekat keluarga Gus Dur melakukan klarifikasi kepada ahli waris Gus Dur. “Keluarga beliau membenarkan bahwa itu adalah suara Gus Dur saat masih muda, sekitar tahun 1990-an,” tulis seseorang yang memakai nama ardwall99, dalam komentar di situs youtube.

Sementara soal gubahan, hampir tak terjadi polemik, karena syiir ini ternyata sudah ada sejak lama sekali. Jadi, ada yang mengatakan pengarang syiir ini sulit dilacak.

Ada wacana lain yang muncul bahwa syiir ini sudah ada sejak era orde lama. “Yang jelas, zaman mbah kulo tesih gesang syi'iran niku mpun wonten lan dilantunaken kalean poro pengikut NU (Ketika mbah masih hiduo, syiiran ini sudah ada dan dilantunkan oleh para pengikut NU,red),” tulis Amir, satu bulan lalu, di  situs Ponpes Pondok Pesantren Ahlus Shofa wal Wafa.

Dan satu wacana lain muncul, mantan anggota sebuah padepokan di Mojokerto, yang menyebut dirinya, mengatakan bahwa pengarang aslinya adalah orang Mojokerto. “Dulu setiap hari Sabtu malam ada pengajian tasyawwuf rutin d padepokanku, dan disiarkan secara live oleh radio. Sayangnya, sekarang pengajian itu sudah tak ada lagi. Tapi saya masih punya banyak rekaman pengajian. Jka ingin ketemu wujud pengarang syiir, saya bisa antarkan untuk silaturahim,” tulis.Peredaran Syiir Tanpa Wathon semula sangat lamban karena hanya digandakan atau beredar di kalangan terbatas. Namun, radio Yasmara (Yayasan Masjid Rahmad) Surabaya memiliki ide kreatif agar syiir yang syarat makna sangat dalam itu bisa didengar dan diresapi masyarakat secara luas.

SEPERTI diketahui, Yasmara adalah satu-satunya radio yang masih konsisten melakukan siar Islam dalam siarannya. Radio dengan basis gelombang AM itu siaran adzannya selalu direlai berbagai masjid sebelum salat lima waktu. Peluang inilah yang dilihat pengelola radio Yasmara untuk mengumandangkan Syiir Tanpo Wathon ini agar lebih didengar masyarakat secara luas tanpa harus susah-susah mencari VCD-nya

Ketua II Yayasan Masjid Rahmad dan Penanggung Jawab Radio Yasmara Surabaya, Anis Busroni membenarkan setiap harinya, sebelum salat lima waktu, Yasmara mengumandangkan Syiiran Tanpo Wathon ini. Semula syiiran itu hanya dilagukan ketika usai adzan untuk menunggu iqomah. Kondisi itu membuat Anis berpikir, syiir Tanpo Wathon ini harus disiarkan secara luas.
“Seperti diketahui, sejak tahun 1969, pembacaan ayat suci al-Quran di radio Yasmara selalu direlai atau disiarkan masjid atau musala di Jawa Timur, sambil menunggu tibanya waktu adzan,”ujar Anis.

Durasi pembacaan al-Quran itu sendiri sekitar 7 menit. Dengan tidak mengurangi waktu pembacaan Quran, sebelum ayat suci itu dilantunkan terlebih dahulu diputar Syiir Tanpo Wathon. Ternyata tanggapan berbagai masjid sangat luar biasa dengan selingan tambahan itu. Walau semula mereka terkejut, namun akhirnya senang setelah mengetahui makna syiir yang sangat dalam dan mengena.
Darimana Yasmara mendapatkan rekaman Siyir Tanpo Wathon (yang diyakini Anis adalah suara Gus Dur)? Ceritanya ternyata cukup unik, dan tidak didapat langsung dari kerabat Gus Dur.

Sejak akhir Desember 2010, Anis mendapatkan ‘syiiran Gus Dur’ dari Ir H. Nanang Adi Sucipto temannya sesama pegawai PDAM Kota Surabaya. Setelah didengarkan ternyata syiirnya sangat sederhana, bahasanya komunikatif, namun maknanya sangat mendalam sekali. Sejak saat itu langsung diputar dan disiarkan di radio Yasmara.

Ir H. Nanang ketika dikonfirmasi mengatakan, dia mendapatkan syiiran Gus Dur ini dari santri Pondok pesantren Tebu Ireng Jombang. Namun dia lupa siapa dia karena pertemuannya hanya sesaat. Santri tersebut hanya mengaku diberi syiiran Gus Dur dari kerabat dekat Gus Dur dengan tidak menyebut siapa kerabat dekat itu.

Terlepas benar atau tidaknya pencipta dan atau pelantun syiiran adalah Gus Dur, Anis meyakini bahwa suara syiiran yang beredar selama ini memang suara asli Gus Dur. Hal ini diperkuat dengan setiap akhir siaran TV9 yang notabene milik Nahdatul Ulama selalu memutar syiiran Gus dur dengan latar belakang Gus Dur. Dan lagi sampai saat ini sudah banyak beredar kaset, vcd, atau dvd yang berisi syiiran Gus Dur dimasyarakat tanpa ada yang menggugat dan mengaku pemilik Syiiran Gus Dur tersebut.

Ketika diberi tahu bahwa ada salah satu pengasuh Pondok pesantren yang mempunyai hak cipta atas syiiran Gus Dur ini, Anis tampak terkejut dan ingin sekali bertemu dengan pemilik hak cipta tersebut.

"Ini menjadi tanggung jawab kami untuk meluruskan, terutama kepada pendengar radio Yasmara yang percaya bahwa suara yang melantunkan Syiiran Gus Dur ini memang KH Abdurrahman Wachid alias Gus Dur," ujar lelaki yang juga menjabat sebagai Kabag Penertiban PDAM Surabaya ini.

Apabila benar ada yang mempunyai hak cipta, Anis ingin mengajak siaran langsung di radio Yasmara sekalian meluruskan apa yang salah selama ini.

‘Syiir Tanpo Wathon’ yang sebagian kalangan meyakini itu ciptakan dan dilantunkan Gus Dur, ternyata KH Mohammad Nizam As-shofa, pemangku pondok pesantren
Ahlus-Shofa Wal-Wafa; yang beralamat di Desa Simoketawang Kecamatan Wonoayu Sidoarjo memiliki beberapa bukti kalau itu ciptaanya.

KETIKA HARIAN BANGSA bertandang ke pondok pesantren Ahlus-Shofa Wal-Wafa, agak terkejut ketika bertemu langsung dengan KH Mohammad Nizam As-shofa yang akrab dipanggil Gus Nizam ini. Suara berat yang menandakan usia orang yang sudah sepuh yang terdengar di masjid-masjid selama ini, tidak demikian dengan Gus Nizam. Dari sisi usia jauh di bawah Gus Dur yang diyakini orang sebagai suara dalam Syiir Tanpo Wathon.

Baru ketika Gus Nizam mengucap salam dan menjabat tangan, HARIAN BANGSA yakin betul, suara Gus Nizam memang sangat mirip dengan suara Gus Dur. Selama wawancara berlangsung, suara mirip Gus Dur itu sama sekali tak berubah atau dimirip-miripkan Gus Dur agar orang yakin.

Dalam keterangannya, Gus Nizam menyatakan, bila syiir yang ia sebut Syiir Tanpa Wathon sudah diciptakan sejak tahun 2004."Saat itu saya mulai senang menyendiri di kamar, menggandrungi kesenian wayang sambil belajar bahasa Jawa,"ucapnya. Sejak itulah syiir berbahasa Jawa Kawi ini selalu dibaca ribuan para jamaahnya usai pengajian, yang rutin dilaksanakan setiap hari Rabu malam, hingga sekarang.

Disinggung tentang kepopuleran syiir yang oleh sebagian orang dikatakan sebagai karya dan suara Gus Dur, Lulusan Universitas Al-Azhar Mesir ini mengaku tidak mempermasalahkan.

Malah, dia bersyukur bila Syiir yang diciptakannya itu bisa didengar banyak masyarakat. "Kalau memang dengan sebutan Syiir Gus Dur masyarakat luas bisa mendengar. Maka saya malah bersyukur dan tidak mempermasalahkannya. Toh tujuannya sama, demi syiar Islam," tegasnya sambil membeirkan pada HARIAN BANGSA CD asli Syiir Tanpo Wathon sebagai bukti.

Dalam CD yang berisi 8 pujian itu Syiir Tanpo Wathon jusru berada pada nomor dua. Seluruh pujian dalam CD itu dibawakan sendiri oleh Gus Nizam bersama para santrinya. Hanya Syiir Tanpo Wathon yang menggunakan bahasa Jawa, 7 lainnya berbahasa Arab. Gus Nizam tidak terlalu mempermalahkan jika syiiran itu diakui pihak lain. Dorongan justru datang dari para jamaahnya. Para pengurus dan jamaah, akhirnya mengukuhkan Syiir Tanpa Wathon itu ke Dirjen Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai bukti Hak Cipta."Sebenarnya saya sendiri tidak keberataan bila ada pihak-pihak yang ingin mengakuinya. Tapi pengurus dan jamaah lah yang justru mendaftarkan hak ciptanya, sejak Mei lalu, dan sekarang masih dalam proses," tambahnya sambil menunjukkan surat permohonan HKI.
“Jika ada pihak-pihak yang ingin mengakui syiir, silahkan," tuturnya, sembari mengucapkan kata-kata guyonan 'Gitu aja kok repot'.

Berikut teks Syiir Tanpo Wathon dan terjemahan bebasnya dalam bahasa Indonesia:

Syiir Tanpo Wathon (Syair Tanpa Judul)
Ngawiti ingsun nglaras syi’iran (aku memulai menembangkan syi’ir)
Kelawan muji maring Pengeran (dengan memuji kepada Tuhan)
Kang paring rohmat lan kenikmatan (yang memberi rohmat dan kenikmatan)
Rino wengine tanpo pitungan 2X (siang dan malamnya tanpa terhitung)
Duh bolo konco priyo wanito (wahai para teman pria dan wanita)
Ojo mung ngaji syareat bloko (jangan hanya belajar syari’at saja)
Gur pinter ndongeng nulis lan moco (hanya pandai bicara, menulis dan membaca)
Tembe mburine bakal sengsoro 2X (esok hari bakal sengsara)
Akeh kang apal Qur’an Haditse (banyak yang hapal Qur’an dan Haditsnya)
Seneng ngafirke marang liyane (senang mengkafirkan kepada orang lain)
Kafire dewe dak digatekke (kafirnya sendiri tak dihiraukan)
Yen isih kotor ati akale 2X (jika masih kotor hati dan akalnya)
Gampang kabujuk nafsu angkoro (gampang terbujuk nafsu angkara)
Ing pepaese gebyare ndunyo (dalam hiasan gemerlapnya dunia)
Iri lan meri sugihe tonggo (iri dan dengki kekayaan tetangga)
Mulo atine peteng lan nisto 2X (maka hatinya gelap dan nista)
Ayo sedulur jo nglaleake (ayo saudara jangan melupakan)
Wajibe ngaji sak pranatane (wajibnya mengkaji lengkap dengan aturannya)
Nggo ngandelake iman tauhide (untuk mempertebal iman tauhidnya)
Baguse sangu mulyo matine 2X (bagusnya bekal mulia matinya)
Kang aran sholeh bagus atine (Yang disebut sholeh adalah bagus hatinya)
Kerono mapan seri ngelmune (karena mapan lengkap ilmunya)
Laku thoriqot lan ma’rifate (menjalankan tarekat dan ma’rifatnya)
Ugo haqiqot manjing rasane 2 X (juga hakikat meresap rasanya)
Al Qur’an qodim wahyu minulyo (Al Qur’an qodim wahyu mulia)
Tanpo tinulis biso diwoco (tanpa ditulis bisa dibaca)
Iku wejangan guru waskito (itulah petuah guru mumpuni)
Den tancepake ing jero dodo 2X (ditancapkan di dalam dada)
Kumantil ati lan pikiran (menempel di hati dan pikiran)
Mrasuk ing badan kabeh jeroan (merasuk dalam badan dan seluruh hati)
Mu’jizat Rosul dadi pedoman (mukjizat Rosul(Al-Qur’an) jadi pedoman)
Minongko dalan manjinge iman 2 X (sebagai sarana jalan masuknya iman)
Kelawan Alloh Kang Moho Suci (Kepada Alloh Yang Maha Suci)
Kudu rangkulan rino lan wengi (harus mendekatkan diri siang dan malam)
Ditirakati diriyadohi (diusahakan dengan sungguh-sungguh secara ihlas)
Dzikir lan suluk jo nganti lali 2X (dzikir dan suluk jangan sampai lupa)
Uripe ayem rumongso aman (hidupnya tentram merasa aman)
Dununge roso tondo yen iman (mantabnya rasa tandanya beriman)
Sabar narimo najan pas-pasan (sabar menerima meski hidupnya pas-pasan)
Kabeh tinakdir saking Pengeran 2X (semua itu adalah takdir dari Tuhan)
Kelawan konco dulur lan tonggo (terhadap teman, saudara dan tetangga)
Kang podho rukun ojo dursilo (yang rukunlah jangan bertengkar)
Iku sunahe Rosul kang mulyo (itu sunnahnya Rosul yang mulia)
Nabi Muhammad panutan kito 2x (Nabi Muhammad tauladan kita)
Ayo nglakoni sakabehane (ayo jalani semuanya)
Alloh kang bakal ngangkat drajate (Allah yang akan mengangkat derajatnya)
Senajan asor toto dhohire (Walaupun rendah tampilan dhohirnya)
Ananging mulyo maqom drajate 2X (namun mulia maqam derajatnya di sisi Allah)
Lamun palastro ing pungkasane (ketika ajal telah datang di akhir hayatnya)
Ora kesasar roh lan sukmane (tidak tersesat roh dan sukmanya)
Den gadang Alloh swargo manggone (dirindukan Allah surga tempatnya)
Utuh mayite ugo ulese 2X (utuh jasadnya juga kain kafannya)

Minggu, 26 Agustus 2012

Mengungkap kebohongan Pendaratan di Bulan, Neil Amstrong Tutup Usia

neil-amstrong

 
Rumor yang menyebutkan bahwa pendaratan manusia di bulan adalah suatu bentuk teori konspirasi belakangan kembali mencuat. Semakin banyak pihak dan bukti yang menguatkan keraguan Neil Armstrong pernah melakukan pendaratan di bulan 40 tahun silam.
 
Ada beberapa bukti yang menyebutkan bahwa Armstrong dengan misi Apollo 11 sebenarnya tidak pernah ke bulan. Yang sebenarnya terjadi adalah, Armstrong berada di dalam sebuah studio alam buatan di sebuah tempat di Arizona yang sengaja diseting mirip dengan keadaan di bulan.

Hal ini sengaja dilakukan oleh NASA dan pemerintahan Amerika Serikat untuk menciptakan ketakutan publik dan menyelamatkan imej Amerika yang mulai meredup karena kekalahannya dalam perang Vietnam. Langkah ini juga sekaligus ingin memukul telak Uni Soviet yang kala itu bersaing ketat dengan AS dalam kemajuan teknologi luar angkasa.


Para pihak yang meragukan berupaya menghantam hal ini dengan memperbanyak teori dan bukti ilmiah yang menguatkan. Di antaranya, mereka memaparkan teori yang menyebutkan bahwa kemungkinan besar para astronot itu akan habis terpanggang terlebih dahulu saat melewati ‘sabuk’ Van Allen sebelum mencapai bulan.

Dalam sebuah kesempatan yang membahas segala kejanggalan pendaratan manusia di Bulan, salah satu astronot bernama Phil Plait, mengemukakan kejanggalan foto pendaratan Armstrong. Pada foto yang selama puluhan tahun telah terpublikasi ke seluruh dunia itu, sama sekali tidak nampak keberadaan bintang di langit.
“Tidak ada atmosfir di Bulan, dengan demikian seharusnya bintang-bintang yang terlihat dari langit di Bulan akan bersinar lebih terang,” kata Plait.

Plait dan rekan-rekannya juga memberi catatan soal bendera AS yang terlihat berkibar pada foto dan video rekaman. Mereka mengatakan, mustahil bendera tersebut bisa berkibar karena sesungguhnya tidak ada udara di Bulan. (MoonDaily/OkeZone)

Sementara dikabarkan manusia pertama yang mendarat di Bulan Neil Amstrong tutup usia. Amstrong meninggal di usianya yang ke-82. Kematian Amstrong diumumkan langsung oleh keluarga Armstrong, Sabtu (25/8/2012) waktu setempat, disitat Reuters.

Armstrong sebelumnya sempat menjalani operasi bypass jantung sejak awal bulan ini Agustus 2012, dua hari peringatan ultahnya yang ke 82. Ia menjalani operasi menghilangkan sumbatan pada empat arteri koronernya. 

Armstrong disebut sebagai manusia pertama yang menginjakkan kaki di bulan ketika memimpin misi Apollo 11 pada 20 Juli 1969 yang bersejarah bagi ummat manusia. Saat menginjakkan kaki di permukaan yang berdebu, ia sempat berkata, "Ini satu langkah kecil untuk satu orang, tapi ini lompatan raksasa bagi umat manusia."
Armstrong saat itu masih berusia 38, namun ucapanya itu selalu dikutip dan menjadi pesan-pesan inspirasi. Dia banyak mendapat pujian atas apa yang dilakukanya, namun anehnya berbagai pujian itu membuat dia frustasi. 

"Aku berharap bahwa ada seseorang yang berjalan disana suatu hari nanti dan membersihkan jejak itu," katanya, ketika ditanya tentang bagaimana perasaannya ketika mengetahui jejak kakinya masih berbekas di bulan.

Rabu, 18 April 2012

Gus Dur Membela Tuhan (Catatan Buku " Tuhan Tidak Perlu Dibela")

Oleh
Imam Suhairi,M.Pd


Ketika membaca judul buku Gus Dur yang satu ini, sebagian gelisah, bertanya, kenapa dan kok begitu? Mungkin ada yang marah, kesel, menghujat dan sejenisnya. Mungkin ada juga yang menuduh bahwa judul buku itu penodaan salah satu agama. Atau bisa dituduh sebagai orang kafir bahkan atheis. Namun, lebih baik baca sampai tuntas, setelah itu marilah kita renungkan bersama-sama.

Buku yang ditulis KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur yakni“Tuhan Tidak Perlu Dibela”yang diterbitkan oleh LkiS (1999). Isi berisi kritik mendasar terhadap pengetahuan, pemikiran, dan gerakan yang ditampilkan oleh komunitas Muslim yang saat itu lebih senang menampilkan sosok sektarianisme. Lebih lanjut, buku ini mencerminkan sikap Gus Dur untuk mengedepankan semangat kebersamaan, keadilan, dan kemanusiaan serta demokratisasi dalam menyikapi berbagai perkembangan dalam kehidupan sosial politik di Indonesia. Intinya, buku ini mengajak kita untuk menampilkan sikap arif dalam hidup untuk tidak banyak mencela pemahaman agama orang lain, sekaligus menghormatinya dalam kerangka demokrasi dan hak asasi manusia.

Judul buku yang ditulis Gus Dur itu ternyata tidak salah. Bahkan, judul buku itu benar dilandasi pemahaman keberagamaan yang kuat dan mendalam. Judul tulisan di atas bukan mencerminkan pelecehan terhadap suatu agama tertentu. Bukan pula ucapan seorang yang kafir atau cenderung atheis. Bukan, tetapi justru merupakan sebuah ungkapan hati yang tulus dari seorang hamba di hadapan Tuhannya. Gus Dur sepertinya sengaja membalik logika berpikir kita selama ini. Cenderung kontroversial, tetapi setelah dipikir-pikir, ternyata masuk akal juga.

Statemen itu ternyata sejalan dengan ketahuidan. Dalam konteks ini, andaikan semua manusia di muka bumi ini tunduk beribadah kepada-Nya, maka hal ini tidak akan menambah kesempurnaan Tuhan yang memang telah sempurna. Begitu juga sebaliknya. Andaikan semua manusia itu membangkang alias tidak patuh kepada-Nya, maka hal itu tidak akan menurunkan derajat kesempurnaan-Nya sedikit pun. Karena Dia adalah Tuhan, Maha dari Segala Maha. Pemiliki Segala Sesuatu. Maka sudah sepantasnya kalau Dia tidak perlu dibela atau tidak memerlukan pembelaan kita sebagai makhluk-Nya. Yang perlu dibela sebenarnya adalah manusia dengan segala keterbatasannya.

Pada konteks yang lebih ekstrim, amal ibadah yang kita lakukan bukanlah bertujuan untuk menaikkan derajat kesempurnaan Tuhan, tetapi sebenarnya untuk kita sendiri. Tuhan, hakikatnya bukan memerlukan kita untuk menyembah-Nya, tetapi manusialah yang perlu untuk menyembah-Nya. Semua amal ibadah kita akhirnya akan kembali pada diri kita sendiri, bukan untuk Tuhan. Manifestasi ibadah yang kita lakukan hendaknya merupakan sebuah bentuk rasa syukur kita kepada-Nya sebagai abdu (hamba). Maka pengenalan (ma'rifatullah) adalah hal urgen yang harus dapat prioritas dalam kehidupan kita.

Buku Gus Dur ini juga telah memberikan semacam atokritik yang keras pada kaum agamawan (orang yang merasa dirinya paham dan dalam agama) yang sering melakukan gerakan radikal dengan mengatasnamakan seolah-olah demi kepentingan Tuhan. Gus Dur meletakkan dasar ketauhidan yang sebenarnya akan hakikat ketuhanan atas realitas gerakan sosial keberagamaan yang kerap terjadi dekade ini. Alhadratussyaikh Abdurrahman Wahid alias Sunan Gus Dur sebenarnya telah benar-benar membela Tuhan dalam bukunya yang kontroversial " Tuhan Tidak Perlu Dibela". Alfatihah untuk Gus Dur.

Rabu, 25 Januari 2012

Gus Dur Menyoal KASIDAH?

Tulisan ini merupakan tulisan asli KH. AbdurrahmanWahid pada tahun 1982 yang tercecer dan mungkin belum sempat dibukukan. tulisan ini masih relevan dengan kondisi bangsa saat ini, semoga bermanfaat.
“ Kasidah ” 

Oleh: Abdurrahman Wahid

Ketika ia memperkenalkan diri melalui telepon, saya belum tahu apa yang dirisukannya. Ia minta waktu untuk bertemu. Langsung saya katakan sebaiknya dilakukan sore itu juga.

Ternyata, orangnya sudah setengah baya, sudah menemukan arti dirinya dalam hidup. Menjadi pemimpin sebuah kursus musik, melukis dan bahasa di bilangan Kebayoran. Ia telah mapan dan mulai mencari sesuatu yang bernilai lebih tinggi dari sekadar "menjalankan profesi". Dan itu ditemukannya dalam agama. Ternyata yang dipersoalkannya adalah kaitan antara profesinya sebagai musikus dan penghayatan agamanya.
Kepada saya mula-mula ditanyakannya: Apakah yang akan dikenakan Nabi Muhammad "seandainya beliau hidup di masa ini?" Tetap berjubah sajakah, seperti orang Arab dari pedalaman semenanjung bergurun luas itu? Ataukah justru mengenakan pakaian "lebih universal", seperti celana, dasi, dan jas.

Ini cara unik juga untuk memulai sebuah pembicaraan serius. Tapi diteruskannya dengan pengamatan bahwa setiap hari Jumat TVRI menyiarkan acara yang bernada Islam. Nah, yang menggelisahkan adalah seringnya lagu-lagu gambus Arab, atau juga kasidah modern, dibawakan di layar TVRI.
"Ini mengganggu saya sebagai orang yang berkecimpung di dunia musik," katanya. Sudah benarkah "kebijaksanaan" menjadikan kasidah sebagai "perwakilan musik Islam" di layar TV, dalam suatu rangkaian dengan uraian keagamaan dan pengajian Alquran? Benarkah yang dituju adalah seni "musik agama" yang akan membawa kepada kebesaran Tuhan? Kalau memang benar itu yang dituju, dengan kualitas acara yang disajikan sekarang, apa bukan sebaliknya yang terjadi? Saya balik bertanya kepadanya: Apakah yang sepatutnya dianggap sebagai musik yang mewakili Islam?

 Jawabannya mengejutkan juga bagi saya :" Ya, yang universal, diakui di mana-mana, seperti lagu pop dan musik klasik. Asal jelas diisi pesan keagamaan, dan bermutu tinggi, dihargai orang dimana-mana." ?
Tertegun saya mendengar uraiannya. Teringat saya akan cerita Bung Syu’bah Asa: ada seorang pelukis yang menyebutkan ciptaan Beethoven sebagai "musik yang paling dekat dengan Tuhan".

Saya sendiri dapat merasakan bagaimana pelukis tersebut sampai kepada kesimpulan itu. Kelembutan dan keaslian alami Simfoni Pastoral Beethoven memang dapat mengantarkan kita kepada kebesaran alam, apalagi pencipta alam itu sendiri. Tetapi benarkah universalitas yang dituntut dari medium musik yang "mewakili Islam" itu harus lepas dari warna local tempat lahir Islam sendiri, tanah Arabia? Memang benar, penyajian vulgar dari "tari-tarian Arab" yang mengiringi musik kasidah di sini bermutu rendah dan tidak bisa diterima sebagai "citra Islam". Juga lirik Arabnya, yang tidak dimengerti bangsa kita, salah informasi. Belum lagi diingat mutu suara penyanyinya yang tampak tak pernah dibekali pengetahuan teoritis tentang musik dan latihan menyanyi di tangan ahli.

Tetapi, cukupkah deretan kelemahan itu, yang lebih bersifat teknis daripada substansial, untuk "menghukum mati" siaran kasidah di layar TV? Bagaimana kalau yang dimunculkan justru rekaman biduanita Fairuz dari Lebanon membawakan ciptaan suaminya (dengan lirik penyair Arab kaliber dunia, Khalil Gibran Khalil) berjudul A’tni an-Naya? Saya sendiri tidak pernah dapat lepas dari pengaruh lagu ini, yang judul Indonesianya berbunyi Berikan Padaku Seruling sudah berusia lebih dua dasa warsa. Seperti saya juga tak dapat lepas dari karya Beethoven dan Bach yang terasa membawakan keagungan dan kebesaran Tuhan.

Yang jelas, penyajian cara kasidahan sebagai representasi "musik Islam" dalam bentuknya sekarang memang harus ditolak. Kawan baruku ini benar seluruhnya dalam hal ini. Masalahnya lalu kembali pada pihak TVRI: mau berfungsi edukatif yang benarkah atau sekadar memperkirakan kesenangan kelompok formal keagamaan belaka?

 Jakarta 30 Januari 1982
Sumber : Grup FB " Kongkow Bareng Gus Dur"