Oleh
Imam Suhairi,M.Pd
Mungkin kita tidak sempat lagi merenungkan kehidupan karena tenggelam dalam hidup yang sesak. Aktivitas keseharian di era kini menuntut banyak hal untuk berpacu (pikiran, nafsu, dan hati) terus mengiringi sang penuntut, yakni zaman (perubahan). Pikiran, hati, dan nafsu satu suara melangkahkan diri untuk mencapai tuntutan. Pikiran tegak lurus untuk merangkai keinginan, disertai nafsu yang terus menerus memberi semangat bagi hati untuk mengubah haluan tujuannya.
Intinya, kehidupan kita telah dilupakan oleh hidup. Arus teknologi di segala bidang semakin menjustifikasi arah kita. Teknologi harus benar-benar menjadi raja bagi diri kita. Saya mengibaratkan era teknologi dengan era platinum. sebuah era baru yang menuntut manusia di belahan bumi ini, untuk selalu bersinergi dengan keinginan teknologi. Karena kalau tidak maka akan mati dalam kehidupannya.
Era platinum, sebagai era logam mulia (yang dianggap mulia dan terhormat) bagi yang mencapainya, telah mereorientasi pola pikir, pola laku, dan pola tujuan hidup manusia. Maka sangat wajar apabila antar manusia akan terjadi "clash" untuk saling berebut platinum itu. Arus platinum telah membawa manusia dan kita menuju puncak kehidupan "saling bergerak, saling berkompetisi, saling bertarung, saling un-humanis guna sampai pada hamparan platinum.
Sementara air, saya ibaratkan sebagai hamparan kesejukan yang dapat membasahi akal pikiran dan hati manusia untuk memantulkan kembali aura sumber kehidupan. Karena sumber kehidupan sebenarnya ada pada air. kita telah melupakan air, karena sibuk memikirkan platinum. Air dipahami hanya sebagai benda yang dapat menghilangkan kehausan. Air dianggap tidak bermakna dan ketinggalan zaman.
Hamparan kesejukan dengan air (nilai-nilai ilahiyah) dapat merestorasi pola hidup, pola pikir dan hati manusia yang telah terlanjur pekat akibat dibakar pantulan platinum. Air dapat mengalirkan kesejukan pada ruhani yang terkikis tak bermakna.
Lalu dimanakah kita bisa beroleh air dan menuangkannya?
Air ada di alam ini, air ada di hati para shalihin, air ada di jamiyah zikir, air ada di jalan-jalan para pejalan menuju Ilahi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar